Tugas bahasa indonesia disuruh buat cerita fiksi :D
SAHABAT SEJATI
Oleh: Hanifah Ainaini
Alkisah pada
suatu zaman di Negeri Bisnis hiduplah dua orang sahabat yang selalu bersama. Kedua
sahabat itu bernama Laba dan Rugi. Mereka bersekolah di sekolah elite bernama
sekolah investasi. Laba adalah pelajar pria yang sangat tampan dan menjadi
idaman setiap wanita yang melihatnya. Sedangkan Rugi bisa dikatakan sebagai
pemuda dengan wajah yang buruk rupa. Selain itu, Laba juga merupakan keturunan
orang kaya yang memiliki banyak harta. Sedangkan Rugi tidak bernasib baik, dia
merupakan anak pedagang miskin yang selalu kekurangan setiap harinya. Meskipun
keduanya memiliki fisik dan kehidupan yang sangat berbeda, tetapi Laba dan Rugi
tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Mereka menjalin persahabatan sejak
kecil, selalu bermain, belajar, bahkan bersedih juga bersama. Persahabatan mereka
seperti tidak bisa dipisahkan oleh apapun. banyak cerita yang telah mereka
lalui bersama sedih ataupun senang. Walaupun kaya, Laba tidak pernah memamerkan
kekayaannya kepada Rugi justru dia selalu membantu Rugi dalam setiap masalah
dan kekurangannya. Rugi pun sangat bersyukur memiliki teman seperti Laba,
meskipun kaya dia tidak pernah malu untuk berteman dengannya dan selalu tulus
memberikan pertolongannya. Meskipun Laba adalah teman yang baik dan sangat
dermawan, tetapi Rugi tidak pernah memanfaatkan kebaikan dan kekayaan temannya
itu, dia berteman tulus terhadap Laba.
Setelah kenaikan
kelas, kelas mereka mendapat anak baru dari negeri tetangga, yaitu dari Negeri
Riba. Anak dari Negeri Riba tersebut merupakan pemudi cantik yang bernama
Bunga. Bunga merupakan anak kaya, ia merupakan anak dari pemilik bank terbesar
di Negeri Riba. Dia pindah ke Negeri Bisnis karena mengikuti ibunya untuk
membuka cabang bank disini. Bunga pun berkenalan dengan Laba dan Rugi. Laba dan
Rugi, keduanya sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Bunga. Disamping
cantik, dia juga memiliki senyum yang sangat manis. Waktu pun terus berjalan,
Bunga yang cantik tersebut ternyata memiliki sifat yang buruk, ia ingin
menghancurkan persahabatan Laba dan Rugi. Niat Bunga yang jahat itu ternyata
tidak diketahui oleh Laba dan Rugi. Bunga pun pastinya lebih tertarik untuk
mendekati Laba yang tampan dan juga kaya raya. Laba yang memang sudah tertarik
dengan kecantikan Bunga dari awal pun tidak dapat menghindar dari pesona Bunga.
Tak lama kemudian, Laba dan Bunga menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Mendengar
berita tersebut, Rugi pun sakit hati. Meskipun sakit hati, Rugi tidak merasa
iri tetapi dia ikhlas menerima kenyataan tersebut dan berbesar hati berfikir
memang sudah sepatutnya Bunga yang cantik dan kaya itu menjadi kekasih Laba
yang tampan dan kaya juga itu. Memang pasangan yang sangat serasi itulah yang
ada dalam benak dan pikiran Rugi. Rugi pun tidak pernah menaruh benci terhadap
Laba yang dianggap sudah ikut andil dalam sakit hatinya. Rugi selalu mendoakan
yang terbaik untuk mereka berdua.
Bunga pun
melancarkan aksinya dengan menghasut Laba, dia selalu menyindir Laba kenapa dia
mau berteman dengan Rugi yang buruk rupa dan miskin itu. Selain itu, Bunga
mengatakan bahwa Rugi hanya ingin memanfaatkan pertemanan mereka. Bunga memang
pandai berkata dan berbual sampai Laba pun terhasut akan omongannya. Laba pun
mulai menjauhi Rugi, dia tidak pernah mau bila diajak Rugi bermain atau belajar
bersama. Rugi menyadari sikap Laba yang berubah pun menjadi sedih dan murung. Rugi
selalu berpikir apa kesalahan yang telah ia perbuat sehingga Laba menjauhinya. Mereka
berjauh-berjauhan selama 8 hari, sampai pada akhirnya Rugi sudah tidak tahan
lagi dengan keadaan tersebut. Rugi pun menemui Laba dan menanyakan mengapa dia
berubah.
Rugi: “ Ada apa kawan? Mengapa
kau menjauhiku seperti ini?”
Laba: “ Tidak ada yang salah, aku
hanya sudah tidak ingin berteman denganmu lagi “
Rugi: “ Memangnya ada apa? Apa
aku memiliki salah terhadapmu?”
Laba: “ Salahmu adalah menjadi
orang miskin, kau berteman denganku hanya karena ingin memanfaatkanku saja kan?”
Rugi: “ Oh kawan, kita sudah
bersahabat lama. Mengapa kau tega menuduhku seperti itu?”
Laba pun tidak
menjawab pertanyaan Rugi dan justru pergi meninggalkan Rugi dan langsung
menghampiri Bunga yang berada tidak jauh darinya. Melihat hal tersebut Rugi pun
hanya bisa bersedih dan segera bergegas pulang. Bunga pun hanya tersenyum dalam
hatinya melihat hal tersebut. Lima hari berlalu, Laba dan Rugi tidak pernah
bertemu lagi setelah kejadian tersebut. Rugi ternyata tidak masuk sekolah
selama lima hari karena ia sampai sakit memikirkan masalahnya dengan sahabat
tercintanya, yaitu Laba.
Dua bulan
kemudian, Bunga mengatakan kepada Laba bahwa dia akan pindah lagi ke negeri
lain. Laba pun terkejut mendengarnya dan bertanya bagaimana hubungannya dengan
Bunga nantinya. Bunga pun menjawab bahwa tidak akan ada hubungan lagi antara
dia dengan Laba, dia juga mengatakan selama ini tidak pernah ada perasaan
dengannya. Selain itu, Bunga berkata bahwa dia hanya iseng ingin merusak
hubungan Laba dan Rugi. Laba pun baru mengetahui bahwa Bunga menderita penyakit
“krisis”, yaitu penyakit yang menyebabkan penderitanya tidak suka melihat
hubungan dan keadaan yang harmonis. Laba pun sangat menyesali semua perbuatan
dan perkataannya kepada Rugi. Dia pun memberanikan diri untuk menemui dan
meminta maaf kepada Rugi. Rugi pun ternyata tidak pernah marah, dia hanya sedih
mendengar perkataan Laba. Laba pun menyadari betapa baik dan tulusnya Rugi yang
sudah mau memaafkan perkataan dan perbuatan Laba yang menyakitkan itu.
Laba dan rugi pun menjalin persahabatan
kembali, mereka berdua berjanji apapun yang terjadi mereka akan saling percaya
satu sama lain dan akan selalu bersahabat sampai kapanpun. Mereka berdua sadar
bahwa hidup di Negeri Bisnis, tidak bias menghilangkan satu sama lainnya. Mereka
akan terus hidup berdampingan dan saling mengisi. Laba dan Rugi saling membantu
dalam bersahabat karena mereka percaya bahwa mereka adalah sahabat sejati.
Setiap diri dari mereka tidak bisa berdiri sendiri dan akan selalu saling
membutuhkan serta akan selalu hidup bersama.
Komentar
Posting Komentar